Dalam baskom adonan lalu diaduk dengan tangan hingga tercampur rata. Selanjutnya adonan diuleni dalam mesin selama 15-20 menit. Sambil diuleni, donat ditambahkan air es secukupnya dan mentega sekitar 150 gram. "Penambahan mentega supaya adonan tidak lengket," jelas Lala.
Penggunaan mesin dirasa perlu oleh Lala agar adonan benar-benar kalis sempurna. Adonan kalis ditandai dari teksturnya yang fleksibel alias tidak putus saat ditarik.
Setelah itu adonan perlu difermentasi dengan cara didiamkan selama 30 menit di suhu ruang. "Tutupi dengan plastik agar tidak kering. Supaya waktunya pas, bisa dihitung dengan timer," lanjut Lala. Setelah itu adonan dilipat dan didiamkan lagi sekitar 10 menit.
Tahapan selanjutnya adalah proses shrinking. Menurut Lala proses ini merupakan kunci utama dalam produksi donat industri rumahan. Berupa proses menipiskan adonan agar donat berbentuk bagus nantinya saat dicetak. Cara penipisannya dengan menggiling menggunakan rolling pin dan mencabik-cabik adonan.
Adonan lalu dicetak sesuai bentuk yang diinginkan. Selain bentuk umum yang bundar dengan lubang di tengah, donat juga bisa dibuat bentuk hati, bulat utuh, dan bunga.
Masukkan donat ke proofer atau mesin uap selama kira-kira 20 menit. Proses ini membuat donat mengembang lebih baik. Lala menjelaskan, "Saya buat mesin proofer manual seperti rak bertingkat dengan kompor dan air dibagian bawah yang mengeluarkan uap." Selanjutnya keluarkan donat dan angin-anginkan sebentar.
Sambil menunggu, panaskan banyak minyak dalam wajan. Gunakan minyak bersuhu sekitar 180 C. Goreng tiap sisian donat selama sekitar 15 detik. "Kalau kelamaan adonan donat bisa gosong. Tetapi kalau kecepetan, donat akan mentah," ujar Lala yang sudah 6 tahun menjalankan usaha Rumah Donat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar